Pihak SMAN 6 Jakarta Lapor Balik Kelompok Wartawan

, by Unknown

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3BFS750WvHrJcv-X-oxJdymTH9S3k7eupK8TzaZMXiEYoMF9pj34Fn0Zvz3tzJAHZHu2pS03mNm_QmRX6FMyf96356c8UYO6tcJhocrJl0sfLRyUBnGXwPuvWP0UJv11PmIRXEAzrxQ/s1600/Hujan-bikin-ujian-di-SMA-6-jadi-adem_articleimage.jpg



ini sebab utama kenapa bentrokan pada hari tersebut bisa terjadi:
Quote:
Kericuhan Wartawan-Siswa SMA 6: Ada Guru BP Dilempar Mangkuk Kuah Soto
Senin, 19 September 2011 21:27 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebuah blog milik salah satu siswa SMA 6 Jakarta, turut membuka tabir kericuhan wartawan-siswa SMA 6 Jakarta tadi siang. Dalam tulisan bertajuk Sulutan Api di Bumi Mahakam penulis blog bernama Indraswari Pangestu menuliskan kericuhan di sekolahnya dengan bahasa yang runtut, tanpa terpancing emosi.


Ia mencatat, kericuhan pertama muncul saat seorang okum wartawan memanjat tembok sekolah, dan mengancam siswa. Siswa yang hendak mengambil sepeda motornya, disorot kamera, dan sempat terjadi pemukulan.


setelah itu muncul beberapa kericuhan kecil lagi, tulisnya. "Kamera tertuju pada gerbang kami dan meliput kami semua. banyak dari para wartawan yang memprovokasi para guru. Caranya dengan bertanya dengan nada menjengkelkan dan terus menerus tentang "anak didik". "Bagaimana ini pak anak didiknya?", "Tolong itu anak didiknya diajarkan sopan santun!"."


Bahkan kabarnya, ia menuturkan, ada seorang guru BK dilemparkan mangkuk soto ayam oleh wartawan ketika ia berusaha melerai. "Tidak lama dari itu saya pulang ke rumah. Memantau kejadian melalui internet."


Melihat semua ini, tulisnya, Dengan mudahnya penghormatan saya terhadap wartawan hilang. "Saya kuburkan dalam-dalam fakta bahwa saya pernah ingin menjadi seorang wartawan. Bagai noda mereka terbuang."


Mungkin dalam hal ini, kedua pihak memang melakukan kesalahan. "Namun tidak seharusnya kesalahan tersebut ditindaklanjuti seperti ini. Kedua pihak adalah salah. Selesai," tulisnya menutup posting di blognya.
untuk juragan2 yang masih percaya dengan wartawan dari berbagai media yang menyudutkan SMA 6:
Warning!:
tidak pernah satupun guru kami mengajarkan untuk berkelahi. setiap kali terjadi tawuran beliau selalu ada di depan dan memaksa para siswa untuk kembali ke dalam sekolah. hanya guru sekolah kami yang berani kesana tidak pernah terlihat guru sekolah lain berani melakukan hal serupa. guru2 kami adalah guru yang mengajarkan kami budi pekerti baik. bagi saya guru adalah orang yang paling saya hargai setelah orang tua saya. bagi saya guru adalah orang tua yang memberikan ilmu yang akan selalu dipakai dalam hidup ini sama seperti orang tua juga mengajarkan hal sama. tidak pernah ada istilah mantan guru dalam hidup saya karena apa yang ia ajarkan tidak pernah hilang dalam hidup saya. apabila saya di sana mungkin saya juga akan melakukan hal sama seperti yang dilakukan gilang dkk.

anak mana yang rela kehormatan orang tuanya diinjak2 oleh orang lain? kecuali jika dia adalah anak yang durhaka
pertanyaan ini juga sama
murid mana yang rela gurunya disiram kuah soto oleh orang yang bilang "jangan ajarkan kami sopan santun"? apakah menyiram kuah soto kepada orang tua itu disebut sebagai sopan santun?

wartawan setiap kali ada kejadian tawuran antar sekolah mereka telah lebih dahulu standby dengan kemera sebelum tawuran itu berlangsung.
darimana mereka tahu bahwa akan terjadi tawuran padahal tawuran tersebut terjadi langsung begitu saja? tiba2 di sekolah ada yang langsung menyerang atau ada cek-cok sedikit langsung terjadi tawuran dan kamera sudah menyorot sebelumnya, dari mana mereka bisa tau?

jelas dari gerak-geriknya wartawan ini ketahuan bahwa tawuran antar sma itu bukanlah pristiwa kebetulan. ada orang dibalik layar yang merencanakan tawuran tersebut.


siapa? kenapa? untuk apa?

ane juga gk bisa jamin benar 100% jawaban ini adalah jawaban yang tepat karena tidak tau nama2 dibalik kasus2 tawuran yang terjadi di jakarta. dulu ane ikut perkumpulan antar Rohis SMA. dia punya mata2 yang tau gerak gerik temannya yang ikut tawuran. ternyata memang benar kejadian itu bukan hal kebetulan semata. ada oknum dibalik tawuran pelajar di sekolah2 di jakarta termasuk SMA sy. kata temen2 ane tersebut tujuannya untuk menghancurkan moral para pelajar sehingga citra mereka buruk di mata umum. tapi menurut analisis sy mungkin perkataan teman2 sy benar, tapi apakah semata-mata tujuannya hanya untuk menghancurkan moral pelajar? apa untungnya bagi mereka?

menurut analisis sy dan sejumlah guru di sekolah jawaban yg lebih tepat adalah mereka ingin menduduki tanah yang sekarang ditempati sebagai sekolah. SMA 6 merupakan sekolah yang paling strategis dibanding sekolah2 lain yang menyerangnya. apabila SMA 6 digusur ke tempat lain, maka akan banyak developer menawarkan berapapun harga tanah itu akan mereka beli dan di jadikan sebagai tempat perbelanjaan yang besar. letaknya yang sangat strategis dekat dengan terminal bus blok m, pemberhentian bus DAMRI, dan disamping kejaksaan, itulah yang membuat kenapa para oknum yang ingin mengambil alih lahan ini dengan membuat kekacauan. lahan ini paling diminati dibanding dengan sekolah lainnya, itulah kenapa pemberitaan dimanapun dibanding jika ada sekolah lain pasti sekolah ini selalu dijadikan kambing hitam agar SMA 6 bisa terusir dari tempat yang duduki sekarang.


sy penah suatu hari jalan pulang dari sekolah melihat banyak guru di perempatan mahakam-bulungan. tenyata pada hari itu hampir saja terjadi tawuran antara SMA 6 dengan 70. akhirnya tawuran itu tidak terjadi karena guru2 kami SMA 6 sudah lebih dulu ada di depan dan menarik mundur anak2nya. anehnya meskipun tawuran itu gagal terjadi mobil Metro TV tetap stanby disana. saya berpikir ternyata wartawan sudah terlebih dahulu ada di tempat ini meskipun tawuran itu tidak terjadi??? @.@a?


sy senang dengan berita ini

Quote:
Selasa, 20 September 2011 08:41 WIB

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Lima orang wartawan yang menjadi korban dalam bentrokan yang terjadi pada Senin (19/9) lalu, melaporkan pihak SMAN 6 Jakarta kepada Polres Jakarta Selatan. Pihak SMAN 6 Jakarta pun tidak mau kalah karena rencananya mereka akan melaporkan balik kelompok wartawan pada Selasa (20/9) ini.


"Laporannya diwakili oleh guru. Mereka akan membuat laporan resmi," kata Kapolres Jaksel, Kombes Imam Sugianto.


Imam menambahkan pihak sekolah akan melaporkan dugaan pemukulan siswa SMA N 6 Jakarta oleh wartawan dalam demonstrasi yang berakhir ricuh di depan sekolah tersebut. Pihak sekolah juga telah mengidentifikasi korban luka-luka dari siswa sebanyak tujuh orang akibat bentrokan itu.


Ia berjanji pihaknya akan bertindak secara proporsional dalam menangani kasus bentrokan antara pelajar dengan wartawan ini. Pihaknya juga akan mengusut kasus kericuhan itu tanpa pilih kasih dengan tim khusus yang dibentuknya.


"Siapapun yang salah melanggar hukum, kita akan tindak," jelasnya.


Korban dari kelompok wartawan sendiri lebih dari lima orang. Namun, dari kelompok wartawan hanya dilaporkan dengan lima korban yang menderita luka-luka cukup serius. Sedangkan, korban lainnya menderita luka lebam dan shock.


Sebelumnya, sejumlah wartawan mendatangi SMA Negeri 6 Jakarta untuk memprotes aksi anarkistis yang diduga dilakukan oleh 20 pelajar sekolah tersebut terhadap juru kamera Trans 7. Mereka menuntut agar ke-20 pelajar dan pihak sekolah tersebut meminta maaf kepada wartawan atas tindakan pengeroyokan yang dilakukan pada Jumat (16/9) malam.


Namun di tengah-tengah aksi tersebut, terjadi dua kali bentrokan yaitu pada pukul 11.30 WIB dan pukul 14.30 WIB. Pada bentrokan terakhir, kelompok wartawan yang saat itu berjumlah sekitar 20 orang dikepung siswa SMAN 6 Jakarta yang berjumlah lebih dari 300 orang. Selain korban luka, mobil dan motor wartawan dirusak. Itu termasuk motor dari tukang ojek yang kerap mencari penumpang di sekitar Jalan Mahakam dan Bulungan.
pasti di bawah akan banyak yang bilang bahwa ini HOAX. kalo juragan tidak percaya silahkan cek sendiri kebenaran dari yang ane tulis ini. tanyakan saja ke pedagang2 yang sering mangkal di permpatan bulungan. tanyakan apakah wartawan lebih dulu datang dibandingkan dengan terjadinya tawuran. kalo ragu ane jabanin di bulungan asal jangan buat nyari gara2, kalo nyari gara2 mending di kantor polisi aja

saya lebih suka berdamai dari pada terjadi keributan semacam ini. karena hal ini terus berlanjut, sy setuju jika masalah ini di bawa ke meja hijau agar bisa diadili dengan adil (semoga kagak ada permainan lagi di belakangnya)


kita juga harus terus berdoa untuk pendidikan yang lebih baik dan bermoral


Amin




sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10599159

0 komentar :

Posting Komentar