ikip budi utomo
IKIP Budi Utomo Malang sebagai lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) terbesar saat ini mulai diminati mahasiswa asing melalui program Darmasiswa. Setidaknya sekitar 18 mahasiswa asing sejak 2007 dari berbagai negara, mulai Asia, Afrika sampai Eropa, mengasah ilmu di IKIP Budi Utomo.
Rektor IKIP Budi Utomo, Drs Nur Cholis Sunuyeko MSi mengaku tidak dapat menutupi kebanggaan atas minat mahasiswa asing ini terhadap IKIP Budi Utomo yang telah Go International. Disamping itu, secara kelembagaan, hal ini merupakan wujud kepercayaan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional.
”Untuk di Malang hanya dua perguruan tinggi swasta yang mendapat kepercayaan ini. Karena itu kami tidak menyia-nyiakan kepercayaan ini dengan cara membina mahasiswa asing sesuai jurusan yang mereka pilih. Tidak hanya itu, kami wajibkan mereka memiliki keterampilan seni budaya Indonesia khususnya Jawa Timuran, seperti karawitan, tari topeng, dan beberapa seni lain,” paparnya.
Nur Cholis menceritakan, program Darmasiswa ini diawali dengan keikutsertaan dua mahasiswa dari Timor Leste, Antonio Guteres dan Joni Tilman pada 2007. Pada 2008, tambah tiga lagi menjadi lima mahasiswa asing, terdiri dari Alyssa Erika (Philipina), Katewadee dan Komson (Thailand), Sheilagh (Australia), dan Salim Hossain (Bangladesh). Kemudian pada 2009, mulai muncul minat dari negara Eropa. ”Saat itu dua dari Slovakia atas nama Natasa Plulikova dan Radana Stefekova, ditambah satu mahasiswa Thailand, Piroontip Chuntibut,” terangnya.
Memasuki 2010 ini, enam mahasiswa asing dari Eropa, Afrika, dan Asia juga ikut ngangsu kaweruh di IKIP Budi Utomo ini. Mereka terdiri dari Sebastian Wolf (Jerman), Charif Boulem (Aljazair), Maidee Tongnengya (Laos), serta tiga mahasiswa Thailand masing-masing Rosiyah Sulong, Aricha Surakambang, dan Zumalea Bukaah.
Yang lebih membanggakan, program Darmasiswa ini tidak sekadar menerima mahasiwa asing, namun ditindaklanjuti dengan kerja sama yang lebih luas dalam bidang Tri Dharma antara IKIP Budi Utomo dengan perguruan tinggi negara lain.
Rektor IKIP Budi Utomo, Drs Nur Cholis Sunuyeko MSi mengaku tidak dapat menutupi kebanggaan atas minat mahasiswa asing ini terhadap IKIP Budi Utomo yang telah Go International. Disamping itu, secara kelembagaan, hal ini merupakan wujud kepercayaan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional.
”Untuk di Malang hanya dua perguruan tinggi swasta yang mendapat kepercayaan ini. Karena itu kami tidak menyia-nyiakan kepercayaan ini dengan cara membina mahasiswa asing sesuai jurusan yang mereka pilih. Tidak hanya itu, kami wajibkan mereka memiliki keterampilan seni budaya Indonesia khususnya Jawa Timuran, seperti karawitan, tari topeng, dan beberapa seni lain,” paparnya.
Nur Cholis menceritakan, program Darmasiswa ini diawali dengan keikutsertaan dua mahasiswa dari Timor Leste, Antonio Guteres dan Joni Tilman pada 2007. Pada 2008, tambah tiga lagi menjadi lima mahasiswa asing, terdiri dari Alyssa Erika (Philipina), Katewadee dan Komson (Thailand), Sheilagh (Australia), dan Salim Hossain (Bangladesh). Kemudian pada 2009, mulai muncul minat dari negara Eropa. ”Saat itu dua dari Slovakia atas nama Natasa Plulikova dan Radana Stefekova, ditambah satu mahasiswa Thailand, Piroontip Chuntibut,” terangnya.
Memasuki 2010 ini, enam mahasiswa asing dari Eropa, Afrika, dan Asia juga ikut ngangsu kaweruh di IKIP Budi Utomo ini. Mereka terdiri dari Sebastian Wolf (Jerman), Charif Boulem (Aljazair), Maidee Tongnengya (Laos), serta tiga mahasiswa Thailand masing-masing Rosiyah Sulong, Aricha Surakambang, dan Zumalea Bukaah.
Yang lebih membanggakan, program Darmasiswa ini tidak sekadar menerima mahasiwa asing, namun ditindaklanjuti dengan kerja sama yang lebih luas dalam bidang Tri Dharma antara IKIP Budi Utomo dengan perguruan tinggi negara lain.
0 komentar :
Posting Komentar